cme

Loading

Selasa, 07 Januari 2014

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI PADA IBU HAMIL DI KLINIK BERSALIN SAM MEDAN

Oleh : 



Ganda Sigalingging 



Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Darma Agung, Medan 



Abstrak 



Gizi adalah zat yang menyusun bahan makanan seperti air, protein, lemak, hidrat arang, vitamin dan 

mineral. Salah saki ftktor penting yang menentukan tungkat kesehatan dan kesejahteraan manusia, gizi 

seseorang dikatakan baik apabila terdapat kescimbangan dan keserasian antara perkembangan mental orang 

tersebut. 



Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamii 

tentang gizi pada ibu hamil di klinik bersalin Sam Medan. Jumlah sampel adalah sebanyak 40 orang dengan 

tehnik pengambilan sampel yang di gunakan adalah total sampling. Data yang digunakan adalah data primer 

yang di peroleh dari kuesioner yang di bagikan kepada responden di Klinik Bersalin Sam Medan periode Juni-Juli 

Tabun 2009. 



Dari basil penelitian yang di lakukan terhadap 40 responden di dapat bahwa yang berpengetahuan baik 

22 orang (55%) dari umur 21-30 tahun, yang berpengetahuan bails 14 orang (35%) dari pendidikan SLTA, 

yang berpengetahuan baik 35 orang (87,5%) dari pekerjaan ibu rumah tangga, yang berpengetahuan baik 21 

orang (52,5%) dari sumber informasi media. Hasil penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai sumber 

informasi yang berguna untuk mendapatkan tingkat pengetahuan ibu dalam gizi. 



Kata kunci: Pengetahuan, Gizi dan Ibu Hamil 



1. Pendahuluan masa sebelum dan selama hamil kemungkinan 

1.1. Latar Belakang besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup 

Kehamilan merupakan suatu hal dalam bulan dengan berat badan normal. Dengan kata 

kehidupan yang dapat membuat keluarga bahagia, lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung 

dimana akan terjadi perubahan fisik dan mental pads keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil 

yang bersifat alami. Para calon ibu harus sehat dan (e-mail : zulhaida.telkom.net). 

mempunyai gizi cukup (berat badan normal) Di Indonesia sering terjadi masalah gizi 

sebelum hamil dan setelah hamil. Hams pada ibu hamil. Menurut data dari Puskesmas 

mempunyai kebiasaan makan yang bergizi dan Sebulu I (puskesmas induk) kecamatan Sebulu I 

teratur berolahraga serta tidak merokok. Jika ibu kabupaten Kutai Karta Negara dari bulan Juli 

tidak mendapat gizi yang cukup selama kehamilan, sampai Desember terdapat 308 orang ibu hamil dan 

maka bayi yang dikandungnya akan menderita terdapat kasus kurang gizi sebesar 68 orang atau 

kurang gizi sehingga meskipun sudah cukup bulan, sekitar 22% dari jumlah ibu hamil yang terdaftar di 

bayi tersebut akan lahir dengan berat badan di Puskesmas Sebulu I (puskesmas induk) kecamatan 

bawah 2.500 gram atau bayi berat lahir rendah Sebulu I kabupaten Kutai Karta Negara (Admin, 

(BBLR). Ibu yang menderita kekurangan gizi juga 2009). 

akan menyebabkan produksi ASI berkurang bila Tingkat pendidikan rata-rata penduduk 

kelak menyusui (Wiryo, 2002 :22). Indonesia khususnya di kaum wanita masih rendah, 



Gizi merupakan salah satu faktor penting hal ini berpengaruh pada kesehatan mendorong 

yang menentukan tingkat kesehatan dan terjadinya penyakit infeksi dan kurang gizi. Dalam 

kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan meningkatkan mutu kehamilan dan laktasi 

baik apabila terdapat keseimbangan dan keserasian beberapa faktor ikut berperan dalamnya. Salah satu 

antara perkembangan fisik dan perkembangan faktor yang penting adalah gizi makanan yang 

mental orang tersebut. Terdapat kaitan yang dimakan oleh ibu hamil mempunyai pengaruh yang 

sangat erat antara status gizi dengan konsumsi sangat penting. Makanan yang dimakan oleh 

makanan. Tingkat status gizi optimal akan tercapai wanita hamil akan tercermin pads bayi yang akan 

apabila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi dilahirkan baik dari segi karakteristik fisik maupun 

(Wiryo, 2002 :1). psikologisnya. Akibatnya sering timbul aturanaturan 



Status gizi ibu sebelum dan selama hamil tentang makanan ibu hamil yang kadang-kadang 

dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang merugikan. Perhatian terhadap gizi dalam usaha 

sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada mencegah kelainan dan mempertahankan 



1 





 

kesehatan bayinya jelas sangat diperlukan agar 

dapat melahirkan bayi. Perkembangan ilmu 

pengetahuan dan teknologi gizi dewasa ini yang 

berkembang sangat pesat masalah gizi yang timbul 

masih sangat memprihatinkan dimana tingkat 

kemampuan maternal masih sangat tinggi pada 

umumnya ibu hamil di lingkungan masyarakat kita 

masih banyak yang di garis kemiskinan sehingga 

dapat memenuhi nutrisi yang baik ditunjang lagi 

oleh pendidikan rendah, umur, pekerjaan, 

pengalaman, paritas, budaya, status ekonomi yang 

berdampak pads hamil terhadap kebutuhan gizi 

kehamilan masih sangat rendah (Admin, 2009). 



Sebagian besar dari masalah gizi 

disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi. Namun 

demikian tidak dapat dipungkiri bahwa faktor-faktor 

sosial, budaya dan faktor ketidaktahuan juga 

mempengaruhi secara nyata gamabran menyeluruh 

mengenai masalah gizi. Kebiasaan pemberian 

makanan yang telah terjadi karena 

kekurangtahuan, tahyul dan adanya kepercayaan 

yang salah. Beberapa hal tersebut dapat dianggap 

sebagai faktor yang bertanggung jawab ikut 

memberatkan masalah gizi pada masyarakat. Dui 

data telah terkumpul di negara-negara maju 

dengan jelas menunjukkan bahwa ada hubungan 

yang nyata antara tingkat sosial ekonomi dengan 

berat badan bayi yang dilahirkan. Mereka yang lahir 

dari ibu dengan status ekonomi yang rendah 

biasanya menghasilkan bayi premature atau bayi 

berat lahir rendah (BBLR) yang mempunyai berat 

badan 300-400 gram lebih ringan dari bayi yang 

dilahirkan oleh ibu-ibu yang cukup ekonominya. 



Berbagai kebijakan dan strategi telah 

dilibatkan untuk mengurangi terjadinya kekurangan 

gizi diantara berbagai strategi yang paling tepat 

adalah menganjurkan pads masyarakat untuk 

mengkonsumsi semaksimal mungkin makanan yang 

ada sekitarnya (Wiryo, 2002:1). 



Berdasarkan latar belakang di atas maka 

penulis tertarik untuk memilih judul tentang 

"Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi pads 

Ibu Hamil di Klinik Bersalin Sam Medan 2009". 



1.2. Rumusan Masalah 

Berdasarkan latar belakang di atas yang 

menjadi rumusan masalah adalah "Bagaimanakah 

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi pada 

Ibu Hamil Di Klinik Bersalin Sam Medan 2009?" 



1.3. Tujuan Penelitian 

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu 

hamil tentang gizi pada ibu hamil di klinik bersalin 

Sam Medan 2009. 



1.4. Manfaat Penelitian 

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai 

bahan masukan bagi klinik bersalin Sam Medan 



untuk meningkatkan kualitas pendidikan mengenai 

pentinganya manfaat gizi pada ibu hamil. 



1.5. Metode Penelitian 

Desain penelitian ini menggunakan desain 

deskriptif sederhana yang bertujuan untuk 

mengidentitikasi pengetahuan ibu hamil di klinik 

bersalin Sam Medan. Populasi dalam penelitian ini 

adalah semua ibu hamil yang berkunjung di klinik 

bersalin Sam Medan pada bulan Juni-Juli 2009 

yang berjumlah 40 orang. Sampel dalam penelitian 

ini adalah seluruh populasi tersebut diatas 

berjumlah 40 orang. Peneitian ini menggunakan 

total sampling yang artinya seluruh populasi yang 

menjadi unit yang di teliti. Penelitian ini 

dilaksanakan di klinik bersalin Sam Medan. 

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni -Juli 2009. 



Pengumpulan data dilakukan dengan survei 

lapangan dengan teknik wawancara dan alat 

kuesioner. Sebelum wawancara pengumpulan data 

dilakukan terlebih dahulu memberikan penjelasan 

tentang isi dari (briar pertanyaan kepada 

responden. Data yang telah diediting kemudian 

disusun sesuai dengan variabel masingmasing 

kemudian dibuat dalam bentuk tabel distibusi 

frekuensi. 



2. Tinjauan Pustaka 

2.1. Pengetahuan 

Pengetahuan adalah hasil "tabu" manusia 

ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan 

terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi 

melalui panca indera manusia, yakni : indera 

penglihatan, pendengaran, penciuma, rasa, dan 

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia 

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan 

atau kognitif merupakan domain yang sangat 

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, 

sebab dari pengalaman dan hasil penelitian 

ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan 

akan lebih baik dari pada yang tidak didasari oleh 

pengetahuan. 



Pengetahuan yang di cakup di dalam 

domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkat 

pengetahuan yaitu : 



a. Tahu (know) 

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat 

sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, 

termasuk mengingat kembali terhadap sesuatu 

yang spesifik dari seluruh bahan yang telah 

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima 

yaitu tingkat pengetahuan yang paling rendah. 



b. Memahami (comprehension) 

Memahami diartikan sebagai suatu 

kemampuan untuk menjelaskan secara benar 

tentang objek yang telah diketahui dan dapat 

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 

Orang yang telah memahami materi hams dapat 



2 





 

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan 

dan meramalkan abjad atau materi yang telah 

dipelajari. 



c. Aplikasi (application) 

Aplikasi diartikan sebagai suatu 

kemampuan untuk mempergunakan materi yang 

telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang 

sebenarnya. 



d. Analisa (analysis) 

Analisis diartikan sebagai suatu 

kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek 

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di 

dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih 

ada kaitannya satu sama lain. 



e. Sintesis (synthesis) 

Sintesis diartikan sebagai suatu 

kemampuan untuk meletakkan atau 

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu 

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, 

sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun, 

merencanakan, dapat menyesuaikan terhadap 

suatu teori yang telah ada. 



f. Evaluasi (evaluation) 

Evaluasi ini diartikan sebagai suatu 

kemampuan untuk melakuakn penilaian terhadap 

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau 

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada 

(Notoatmodjo, 2003). 



2.2. Faktor-faktor 

yang Mempengaruhi 

Pengetahuan 

a. Umur 

Umur adalah variabel yang selalu 

diperhatikan di dalam penyelidikanpenyelidikan 

epidemiologi. Menurut kelompok ibu : 

0 – 14 tahun : bayi dan anak-anak 

15 – 40 tahun : orang muda dan dewasa 

50 – 60 tahun : orang tua 



b. Pendidikan 

Pendidikan adalah sutu proses belajar yang 

berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses 

pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke 



arah yang lebih 

matang pada diri 

masyarakat. 

dewasa, 

individu, 

lebih baik dan 

kelompok 

lebih 

atau 

c. Pekerjaan 

Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau 



aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan 

guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. 



d. Sumber Informasi 

Sumber informasi mempengaruhi 

pengetahuan baik dari orang maupun media. Dan 

kaitannya dengan kelompok manusia memberiakn 

kemungkinan untuk dipengaruhi dan 



mempengaruhi anggota-anggota kelompok lain 

(Notoatmodjo, 2007). 



2.3. Gizi 

a. Defenisi 

Gizi adalah zat yang menyusun bahan 

makanan seperti air, protein, lemak, hidrat arang, 

vitamin dan mineral. Gizi merupakan salah satu 

faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan 

dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang 

dikatakan baik apabila terdapat keseimbangan dan 

keserasian antara perkembangan mental orang 

tersebut. Terdapat kaitan yang sangat erat antara 

status gizi dengan konsumsi makanan. Tingkat 

status gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan 

zat gizi optimal terpenuhi. Namun demikian perlu 

diketahui bahwa keadaan gizi seseorang dalam 

suatu masa bukan saja ditentukan oleh konsumsi 

zat gizi pada masa yang telah lampau bahkan jauh 

sebelum masa itu. Ini berarti bahwa konsumsi zat 

gizi masa kanak-kanak memberikan andil terhadap 

status gizi setelah dewasa (Wiryo, 2002: 1). 



b. Sumber Gizi 

Zat besi memiliki berbagai fungsi vital 

dalam tubuh manusia karena merupakan bagian 

penting dari hemoglobin. Kekurangan zat besi 

adalah kekurangan zat gizi dengan prevalensi yang 

paling tinggi di dunia, dan kondisi ini akan 

menyebabkan anemia, kekurangan zat besi dapat 

terjadi akibat konsumsi zat besi yang rendah atau 

akibat tubuh kehilangan zat besi dalam jumlah 

yang lebih besar yang disebabkan oleh faktor-faktor 

seperti pendarahan karena menstruasi dan infeksi 

seperti hookworm (sejenis cacingan). Ibu hamil 

secara khusus merupakan kelompok resiko tinggi 

untuk terkena anemia karena kebutuhan mereka 

akan zat besi selama masa kehamilan akan 

meningkatkan menjadi lima kali lipat dibanding 

dengan tingkat pada saat mereka tidak hamil. 

Konsumsi zat besi dari sumber-sumber lain hams 

tinggi guna memenuhi kebutuhan fisiologis 

(Wiryo,2002:10). 



Seng (Zn) adalah mineral yang sangat 

dibutuhkan maanusia. Dalam tubuh manusia Zn 

terdapat pada prostat, semen, otak, mata, jantung, 

kelenjar adrenal dan kulit. Zn terdapat yang 

diabsorpsi sebesar 20 -40% tergantung dari 

kebutuhan tubuh dan keasaman lambung. Zn 

berikatan dengan protein yang memudahkan 

absorpsi melalui usus. Beberapa penelitian telah 

menunjukkan bahwaa suplemen seng yang 

diberikan pada ibu hamil memiliki suatu dampak 

positif terhadap berat badan lahir. Suatu penelitian 

yang dilakukan pada ibu-ibu pasca persalinan di 

Indonesia menemukan bahwa 24% diantara 

mereka mengalami kekurangan seng (Wiryo, 2002: 

103). 



3 





 

Asam folat, kebutuhan akan asam folat 

meningkat drastis selama masa kehamilan 

disebabkan kebutuhan janin yang sedang tumbuh 

menjadi besar. ibu hamil yang tidak menerima 

suplemen asam folat beresiko tinggi pada 

terjadinya kelahiran premature atau bayinya lahir 

dengan berat badan kurang untuk usia kehamilan. 

Suplementasi dengan asam folat sebelum terjadi 

kehamilan sangat dianjurkan untuk semua wanita 

subur (Wiryo, 2002: 15). 



c. Penilaian Status Gizi Secara Langsung 

Penilaian status gizi secara langsung dapat 

dibagi menjadi 4 penilaian yaitu: antropometri, 

klinis, biokimia, biofisik. Masing-masing penilaian 

tersebut akan dibahas secara umum sebagai 

berikut. Antropometri secara umum artinya ukuran 

tubuh manusia ditinjau dari sudut pandang gizi, 

maka antropometri gizi berhubungan dengan 

berbagai tingkat umur dan tingkat gizi digunakan 

untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein 

dan energi. 



Klinis adalah metode pemeriksaan yang 

sangat penting untuk menilai status gizi 

masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahanperubahan 

yang terjadi yang dihubungkan dengan 

ketidakcukupan zat gizi. Biokimia adalah 

pemeriksaan spesimen yang diuji secara 

laboratorium yang dilakukan pada berbagai macam 

jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan 

antara lain : darah, urin, tinja. Juga beberapa 

jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini 

digunakan untuk suatu peringatan bahwa 

kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang 

lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang 

spesifik maka penentuan kimia dapat lebih banyak 

mendorong untuk menentukan kekurangan gizi 

yang spesifik. 



Biofisik adalah metode penentuan status 

gizi yang spesifik. Kemampuan fungsi (khusus 

jaringan) dan melihat perubahan struktur dari 

jaringan dapat digunakan dalam situasi tertentu 

seperti kejadian buta senja epidemik (Suparyasa 

dkk., 2001 : 18 — 19). 



d. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung 

Penilaian status gizi secara tidak langsung 

dapat dibagi 3 kelompok yaitu: survei konsumsi 

makanan, status vital, dan faktor ekologi. 

Pengertian dan penggunaan metode ini akan 

diuraikan sebagai berikut: Survei konsumsi 

makanan adalah metode penentuan status gizi 

secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan 

jenis zat gizi yang dikonsumsi dan pengumpulan 

data komsumsi makanan digunakan untuk dapat 

memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai 

zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. 

Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan 

kekurangan zat gizi. 


download disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar