cme

Loading

Selasa, 07 Januari 2014

PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI DAN NONGIZI YANG BERKAITAN DENGAN KADAR HEMOGLOBIN VEGETARIAN VEGAN DAN NONVEGAN

Artikel Penelitian 



disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan 



studi pada Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran 



Universitas Diponegoro 



 



 



 



disusun oleh : 



MIFTAHUL JANNAH 



G2C007046 



 



 



 



PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN 



UNIVERSITAS DIPONEGORO 



SEMARANG 



2011 



 



 



 

HALAMAN PENGESAHAN 



 



Artikell penelitian dengan judul “Perbedaan Asupan Zat Gizi dan Nongizi yang 

Berkaitan dengan Kadar Hemoglobin Vegetarian Vegan dan Nonvegan” telah 

mendapat persetujuan dari pembimbing. 



 



Mahasiswa yang mengajukan : 



Nama : Miftahul Jannah 



NIM : G2C007046 



Fakultas : Kedokteran 



Program Studi : Ilmu Gizi 



Universitas : Diponegoro Semarang 



Judul Proposal : Perbedaan Asupan Zat Gizi dan Nongizi yang 

Berkaitan dengan Kadar Hemoglobin Vegetarian 

Vegan dan Nonvegan 



 



 



 



 



 Semarang, 27 September 2011 



 Pembimbing, 



 



 



 



 Tatik Mulyati, DCN, M.Kes. 



 NIP.1960 11 03 1986 03 2002 



 



 



 



 



 



 



 



 

DIFFERENCE OF NUTRIENT AND NONNUTRIENT INTAKE RELATED TO 

HEMOGLOBIN LEVEL IN VEGETARIAN VEGAN AND NONVEGAN 



Miftahul Jannah1, Tatik Mulyati2 



 



ABSTRAK 



Background: Vegetarian vegans have a higher risk of low hemoglobin level compared with 

vegetarian nonvegans. It is related with nutrients of hemoglobin former such us protein, iron, zinc, 

copper, folate, vitamin B6, vitamin B12, which have higher bioavailibility on animal foods. In 

addition, the presence of phytate, oxalate, and tannin in plant foods can inhibit absorbtion of iron, 

zinc, and copper. The aim of this study is to know the difference of nutrient and nonnutrient intake 

related to hemoglobin level in vegetarian vegan and nonvegan. 



Metode: Observational study with cross sectional approach. The subjects of this study consist of 

28 vegetarian vegans and 28 vegetarian nonvegans, which was take by consecutive sampling. 

Nutrient intakes were obtained from food frequency semi quantitative and hemoglobin level was 

measured by cyanmethemoglobin methode and flowcytometry. Normality of data analyses was 

analyzed by Saphiro Wilk, hemoglobin level data was analyzed by Independent t-tes, and nutrient 

intakes data, including protein, iron, zinc, copper, folate, vitamin B6, vitamin B12, phytate, 

oxalate, and tannin were analyzed by Mann-Whitney test. 



Result: Mean of hemoglobin level on vegetarian vegans 13,76±2,11, protein 52,42±32,99, iron 

15,47±11,73, zinc 6,49±3,59, copper 1,63±1,06, folate 243,29±142,31, vitamin B6 1,26±0,59, 

vitamin B12 0,34±0,41, vitamin C 97,22±58,58, phytate 76,42±19,89, oxalate 222,88±120,78, and 

tanin 88,45±53,00. Besides, mean of hemoglobin level on vegetarian nonvegans 14,20±1,63, 

protein 72,89±43,91, iron 21,71±15,29, zinc 8,82±4,87, copper 2,09±1,29, folate 295,81±215,45, 

vitamin B6 1,49±0,75, vitamin B12 0,69±0,56, vitamin C 116,86±97,47, phytate 92,78±37,39, 

oxalate 211,51±145,62, and tanin 106,95±141,49. 



Conclusion: There were no differences between hemoglobin level, intake of iron, zinc, copper, 

folate, vitamin B6, vitamin C, phytate, oksalat dan tanin among vegetarian vegans and nonvegans. 

It was found the differences between intake of protein and vitamin B12 among vegetarian vegans 

and nonvegans. 



 



Key Word: nutrient intake, nonnutrient intake, hemoglobin, vegan, nonvegan. 



 



 



1 Student of Programme in Nutrition Medical Faculty Diponegoro University 



2 Lecturer of Programme in Nutrition Medical Faculty Diponegoro University 



 



 



 



 



 



 



 



 



 



 



 



 

PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI DAN NONGIZI YANG BERKAITAN DENGAN 

KADAR HEMOGLOBIN VEGETARIAN VEGAN DAN NONVEGAN 



Miftahul Jannah1, Tatik Mulyati2 



 



ABSTRAK 



Latar Belakang: Vegetarian vegan berisiko lebih tinggi memiliki kadar hemoglobin rendah bila 

dibandingkan dengan vegetarian nonvegan. Hal tersebut berkaitan dengan zat-zat gizi pembentuk 

hemoglobin, seperti protein, besi, zink, tembaga, folat, vitamin B6, vitamin B12, dimana beberapa 

zat gizi tersebut memiliki bioavailability yang lebih tinggi pada makanan hewani. Selain itu, 

adanya fitat, oksalat, dan tanin pada makanan nabati dapat menghambat penyerapan besi, zink, 

tembaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan asupan zat gizi dan nongizi yang 

berkaitan dengan kadar hemoglobin vegetarian vegan dan nonvegan. 



Metode: Penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel terdiri dari 

28 vegetarian vegan dan 28 vegetarian nonvegan. Pemilihan subjek penelitian dengan consecutive 

sampling. Asupan zat gizi diperoleh dari food frequency semi quantitative dan kadar hemoglobin 

diukur menggunakan metode cyanmethemoglobin dan flowcytometri. Analisis kenormalan data 

menggunakan uji Saphiro Wilk, data kadar hemoglobin menggunakan uji independent t-test, dan 

data asupan zat gizi, meliputi protein, besi, zink, tembaga, vitamin B6, vitamin B12, dan fitat, 

oksalat, dan tanin menggunakan uji Mann-Whitney. 



Hasil: Pada vegetarian vegan, rata-rata kadar hemoglobin 13,76±2,11, protein 52,42±32,99, besi 

15,47±11,73, zink 6,49±3,59, tembaga 1,63±1,06, folat 243,29±142,31, vitamin B6 1,26±0,59, 

vitamin B12 0,34±0,41, vitamin C 97,22±58,58, fitat 76,42±19,89, oksalat 222,88±120,78, dan 

tanin 88,45±53,00. Pada vegetarian nonvegan, rata-rata kadar hemoglobin 14,20±1,63, protein 

72,89±43,91, besi 21,71±15,29, zink 8,82±4,87, tembaga 2,09±1,29, folat 295,81±215,45, vitamin 

B6 1,49±0,75, vitamin B12 0,69±0,56, vitamin C 116,86±97,47, fitat 92,78±37,39, oksalat 

211,51±145,62, dan tanin 106,95±141,49. 



Simpulan: Tidak terdapat perbedaan kadar hemoglobin, asupan, besi, zink, tembaga, folat, 

vitamin B6, vitamin C, fitat, oksalat dan tanin antara vegetarian nonvegan dan vegan. Terdapat 

perbadaan asupan protein dan vitamin B12 antara vegetarian vegan dan nonvegan. 



 



Kata Kunci: asupan zat gizi, asupan zat nongizi, hemoglobin, vegan, nonvegan 



 



1Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 



2Dosen Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 



 



 



 



 



 



 



 



 



 



 



 

PENDAHULUAN 



Vegetarian menggambarkan seseorang yang tidak mengkonsumsi produk 

hewani, tetapi terdapat beberapa yang tetap mengkonsumsi telur dan susu serta 

hasil olahannya dalam makanan sehari-hari. Secara umum, vegetarian 

dikelompokkan menjadi ovo vegetarian untuk vegetarian yang masih 

mengkonsumsi telur, lakto vegetarian untuk yang masih mengkonsumsi susu, 

ovo-lakto vegetarian untuk yang masih mengkonsumsi telur dan susu, dan vegan 

untuk yang hanya mengkonsumsi makanan nabati saja.1 



Tahun 2006, kira-kira 4,8 juta jiwa atau 2,3% populasi orang dewasa di 

Amerika menjadi vegetarian dan menegaskan bahwa mereka benar-benar tidak 

lagi mengkonsumsi daging, ikan, dan produk hewani lainnya, dan sekitar 1,4% 

populasi orang dewasa di Amerika menjadi vegan. Tahun 2005, sekitar 3% anak-

anak berusia 8 – 18 tahun dan remaja juga menjadi vegetarian dan sekitar 1% 

menjadi vegan.2 Berdasarkan survey pada tahun 2002, sekitar 4% vegetarian pada 

orang-orang dewasa di Kanada diperkirakan mewakili 900.000 penduduknya. 

Pada umumnya vegetarian lebih banyak dijumpai pada kaum wanita dengan 

persentase 6,5% dibandingkan kaum pria yang memiliki persentase 4,1%.3 

Vegetarian di Indonesia tergabung dalam suatu organisasi yang bernama 

Indonesia Vegetarian Society (IVS). Jumlah vegetarian yang terdaftar pada 

Indonesia Vegetarian Society (IVS) saat berdiri pada tahun 1998 sekitar lima ribu 

orang dan meningkat menjadi enam puluh ribu anggota pada tahun 2007. Angka 

ini merupakan sebagian kecil dari jumlah vegetarian yang sesungguhnya karena 

tidak semua vegetarian terdaftar dan mendaftar menjadi anggota.4 



Studi epidemiologi gizi menunjukkan bahwa diet vegetarian memberi 

keuntungan bagi kesehatan, yaitu mengurangi risiko terkena penyakit degeneratif 

kronik, seperti diabetes mellitus, PJK, kanker, dan lain-lain, dan memperpanjang 

usia harapan hidup. Hal ini disebabkan pola asupan vegetarian yang rendah 

asupan makanan hewani, cenderung rendah lemak total, lemak jenuh dan 

kolesterol, serta tinggi serat dibandingkan nonvegetarian.1,5,6 Selain memberi 

keuntungan, diet vegetarian juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu berisiko 

tinggi kekurangan beberapa jenis protein dan asam amino, asam lemak omega-3, 



 

vitamin D, vitamin B12, kalsium, zink, tembaga, dan besi.6 Hal ini terutama terjadi 

pada vegan yang sama sekali tidak mengkonsumsi makanan hewani. Sedangkan 

pada nonvegan, seperti laktovegetarian, ovovegetarian, dan lakto-ovovegetarian, 

zat gizi tersebut bisa diperoleh dari susu dan telur yang dikonsumsi, meskipun 

jumlahnya tidak jauh lebih banyak dari vegan.7 Di antara beberapa zat-zat gizi 

yang berisiko tinggi kekurangan pada vegetarian memiliki fungsi yang sangat 

esensial bagi tubuh dalam pembentukan hemoglobin, seperti besi, zink, tembaga, 

protein, dan vitamin B12. 



Hemoglobin merupakan protein pembawa oksigen di dalam darah, yang 

terdiri dari dua pasang rantai polipeptida (globin) dan empat gugus heme yang 

masing-masing mengandung sebuah atom besi. Beberapa zat gizi yang berperan 

dalam sintesis hemoglobin adalah protein, besi, zink, tembaga, vitamin B6, 

vitamin B12, folat, vitamin C, dan juga terdapat zat penghambata seperti fitat, 

tanin, dan oksalat.8 



Beberapa zat gizi tersebut memiliki sumber yang paling baik pada makanan 

hewani. Besi dan zink pada makanan hewani memiliki bioavailabilitas dan 

efektifitas absorpsi yang lebih baik daripada makanan hewani.10 Besi dan zink 

juga memiliki interaksi secara langsung dengan tembaga.9 Adanya zat 

penghambat, seperti fitat, oksalat, dan tanin dalam makanan nabati juga 

menyebabkan absorpsi besi, zink, dan tembaga menjadi terganggu. Akan tetapi, 

absorbsi juga dapat ditingkatkan dengan adanya zat pemacu, seperti vitamin C 

yang banyak terdapat pada makanan nabati.9,11 Vitamin B12 dan protein juga 

memiliki kandungan yang terbatas pada makanan nabati. Asam amino yang 

terdapat pada protein nabati tidak lengkap seperti pada protein hewani dan 

persentase protein nabati yang dicerna dalam tubuh lebih sedikit daripada protein 

hewani.12 Hal tersebut menyebabkan vegetarian, terutama vegan, lebih berisiko 

tinggi kekurangan jika dibandingkan vegetarian bukan vegan. Sebuah penelitian 

di Australia menunjukkan 62 % vegetarian di Australia mempunyai asupan besi di 

bawah RDI (Recommended Daily Intake) dan 10 % vegetarian mempunyai asupan 

besi di bawah 50 % RDI. Demikian juga dengan zink, rata-rata asupan zink pada 



 

vegetarian di Australia (6,8 mg per hari) lebih rendah dari asupan zink pada 

nonvegetarian (8,4 mg per hari).13 



Asupan zat-zat gizi yang cukup akan menghasilkan hemoglobin yang 

cukup. Jika terdapat beberapa asupan zat gizi, seperti protein, besi, zink, dan 

tembaga yang rendah, maka dapat menyebabkan vegetarian, terutama vegan, 

berisiko tinggi memiliki kadar hemoglobin yang rendah. Namun, sebuah 

penelitian di Inggris dengan subjek vegetarian yang telah melakukan diet 

vegetarian selama lebih dari 6 tahun menunjukkan bahwa vegetarian memiliki 

kadar hemoglobin yang sama dengan nonvegetarian dan tidak ada satu pun 

vegetarian yang memiliki kadar hemoglobin di bawah normal.1 



Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik melakukan penelitian 

mengenai perbedaan asupan zat gizi dan nongizi yang berkaitan dengan kadar 

hemoglobin vegetarian vegan dan nonvegan. Vegetarian nonvegan dalam 

penelitian ini meliputi laktovegetarian, ovovegetarian, dan lakto-ovovegetarian. 



 



METODE 



Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2011 di IVS 

(Indonesia Vegetarian Society) cabang Semarang dan Surabaya, yang meliputi 

beberapa vihara seperti vihara Semesta Maitreya Semarang, vihara Mahabodhi 

Maitreya Semarang, dan Maha Vihara dan Pusdiklat Buddha Maitreya Surabaya. 

Penelitian ini termasuk dalam lingkup gizi masyarakat dan merupakan penelitian 

observasional dengan desain cross sectional. 



Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah vegetarian yang menjadi 

anggota IVS (Indonesia Vegetarian Society) cabang Semarang dan Surabaya. 

Besar subjek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 56 orang, dengan 

masing-masing kelompok sebanyak 28 orang. Besar subjek penelitian dihitung 

dengan menggunakan rumus perkiraan besar sampel untuk beda rerata dua 

kelompok independen dengan tingkat kemaknaan (Za) 95%, tingkat kekuatan uji 

(Zß) 0,842, simpang baku kedua kelompok (S) 0,5, perbedaan klinis yang 

diinginkan (x1-x2) 0,4, dan dilakukan koreksi dengan perkiraan proporsi drop out 

10%.14,15 Pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan teknik consecutive 



 

sampling dengan kriteria inklusi yaitu subjek berusia 20 – 60 tahun, sudah 

melakukan diet vegetarian minimal selama 4 bulan, tidak sedang sakit selama 

pengambilan data, tidak mempunyai riwayat penyakit kronik/infeksi, tidak sedang 

hamil, nifas, menstruasi, atau perdarahan saat pengambilan darah, tidak sedang 

hamil saat pengambilan darah, tidak mengkonsumsi suplemen atau obat-obatan 

yang mempengaruhi kadar hemoglobin, dan tidak mempunyai kebiasaan 

merokok. 



Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas berupa jenis 

vegetarian, yaitu vegan dan nonvegan, dan variabel terikat berupa asupan zat gizi 

yang berkaitan dengan kadar hemoglobin. Asupan zat gizi dalam penelitian ini 

meliputi protein, besi, zink, tembaga, folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C 

dan zat nongizi, seperti oksalat, tanin, dan fitat. 



Asupan protein, besi, zink, tembaga, folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin 

C, fitat, oksalat, dan tanin diperoleh melalui formulir Food Frequency Semi 

Quantitative. Hasil yang diperoleh kemudian diolah menggunakan program 

nutrisurvey, lalu dihitung rerata konsumsinya perhari, dibandingkan dengan AKG, 

dan dikategorikan menjadi kurang, cukup, atau lebih. Asupan dikategorikan lebih 

jika lebih dari 100%, cukup jika 80 hingga 100%, dan kurang jika kurang dari 

100%.16 Adapun angka kecukupan gizinya adalah 60 gram protein untuk laki-laki 

dan 50 gram protein untuk perempuan; 13 mg besi untuk laki-laki, 26 mg besi 

untuk perempuan umur 20-29 tahun, dan 12 mg besi untuk perempuan umur 30-

60 tahun; 12,1 mg zink untuk laki-laki umur 20-29 tahun, 13,4 mg zink untuk 

laki-laki umur 30-60 tahun, 9,3 mg zink untuk perempuan 20-29 tahun, dan 9,8 

mg zink untuk perempuan umur 30-60 tahun; 0,9 mg tembaga untuk laki-laki dan 

perempuan; 1,3 µg folat untuk laki-laki umur 20-60 tahun, 1,3 µg folat untuk 

perempuan umur 20-49 tahun, dan 1,5 µg folat untuk perempuan umur 50-60 

tahun; 1,3 mg vitamin B6 untuk laki-laki umur 20-49 tahun, 1,7 mg vitamin B6 

untuk laki-laki umur 50-60 tahun, 1,3 mg vitamin B6 untuk perempuan umur 20-

49 tahun, dan 1,5 mg vitamin B6 untuk perempuan umur 50-60 tahun; 2,4 µg 

vitamin B12 untuk laki-laki dan perempuan; 90 mg vitamin C untuk laki-laki dan 

75 mg vitamin C untuk perempuan.9,17 Rerata asupan antara kelompok vegetarian 



 

nonvegan dan vegan juga dihitung untuk dibandingkan. Asupan tanin, oksalat, 

dan asam fitat, hasil yang diperoleh terlebih dahulu dihitung dengan daftar sumber 

asam oksalat, fitat, dan tanin dalam 100 gram bahan makanan, lalu dihitung rerata 

konsumsinya perhari. Rerata asupan tanin, fitat, dan oksalat antara kelompok 

vegetarian nonvegan dan vegan dihitung dan dibandingkan. 



Data kadar hemoglobin diperoleh dari hasil pengukuran dengan 

menggunakan metode cyanmethemoglobin dengan alat spektrofotometer dan 

secara semi otomatik menggunakan alat flowcytometri. Pengambilan sampel darah 

dan pengukuran kadar hemoglobin dilakukan oleh tenaga analis kesehatan dari 

laboratorium IBL Semarang dan laboratorium Parahita Surabaya. Data kadar 

hemoglobin yang diperoleh dikategorikan menjadi normal dan kurang. Kadar 

hemoglobin dikatakan kurang jika memiliki nilai dibawah 12 mg/dl untuk wanita 

dan dibawah 13 mg/dl untuk pria.18 Selain itu, kadar hemoglobin juga dihitung 

rata-ratanya pada kelompok vegetarian nonvegan dan vegan kemudian 

dibandingkan. 



Data-data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis secara statistic 

menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 17 for 

Windows. Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan data karakteristik 

subjek, kadar hemoglobin, asupan protein, besi, zink, tembaga, folat, vitamin B6, 

vitamin B12, vitamin C, tanin, oksalat, dan fitat. Data tersebut diuji 

kenormalannya dengan menggunakan uji Saphiro Wilk. Analisis bivariat 

dilakukan dengan menggunakan uji independent t-test, yaitu untuk mengetahui 

perbedaan kadar hemoglobin antara vegetarian vegan dan nonvegan, sedangkan 

untuk melihat perbedaan asupan protein, besi, zink, tembaga, folat, vitamin B6, 

vitamin B12, vitamin C, fitat, oksalat, dan tanin pada vegetarian vegan dan 

nonvegan dengan menggunakan uji Mann-Whitney. 



 



 



 



 



 



 

HASIL PENELITIAN 



Karakteristik Subjek 



Karakteristik subjek dilihat berdasarkan jenis kelamin, umur, agama, 

pendidikan, dan pekerjaan, pada vegetarian vegan dan nonvegan ditunjukkan 

dalam tabel 1. 



Tabel 1. Interpretasi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, agama, kategori umur, 

pendidikan, dan pekerjaan 



Karakteristik 



Vegetarian Vegan (n=28) 



Vegetarian Nonvegan (n=28) 



n 



% 



n 



% 



Jenis kelamin 



 



 



 



 



Laki-laki 



10 



35,71 



15 



53,57 



Perempuan 



18 



64,29 



13 



46,43 



Total 



28 



100 



28 



100 



Kategori umur 



 



 



 



 



20-34 



8 



28,57 



12 



42,86 



35-49 



8 



28,57 



9 



32,14 



= 50 



12 



42,86 



7 



25 



Total 



28 



100 



28 



100 



Agama 



 



 



 



 



Islam 



1 



3,57 



1 



3,57 



Kristen 



1 



3,57 



0 



0 



Katholik 



1 



3,57 



0 



0 



Buddha 



25 



89,29 



27 



96,43 



Total 



28 



100 



28 



100 



Pendidikan 



 



 



 



 



SD 



1 



3,57 



1 



3,57 



SMP 



3 



10,72 



2 



7,14 



SMA 



10 



35,71 



11 



39,29 



Akademi/PT 



14 



50 



14 



50 



Total 



28 



100 



28 



100 



Pekerjaan 



 



 



 



 



Pegawai Swasta 



7 



25 



10 



35,71 



Tidak bekerja 



16 



57,14 



6 



21,43 



Wiraswasta 



5 



17,86 



12 



42,86 



Total 



28 



100 



28 



100 







 



Vegetarian nonvegan sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (53,57%), 

sedangkan vegan sebagian besar berjenis kelamin perempuan (64,29%). Sebagian 

besar vegetarian vegan berusia 50 tahun ke atas (42,86%), sedangkan vegetarian 

nonvegan sebagian besar berusia 20 hingga 34 tahun (42,86%). Sebagian besar 

vegetarian, baik vegetarian vegan (89,29%) maupun vegetarian nonvegan 

(96,43%), beragama Buddha. Demikian juga dengan pendidikan, kedua kelompok 

vegetarian nonvegan dan vegan memiliki pendidikan yang tinggi yaitu akademi 



 

atau perguruan tinggi (50%). Jenis pekerjaan pada vegetarian vegan 57,14% tidak 

bekerja, sedangkan 42,86% vegetarian nonvegan bekerja sebagai wiraswasta. 



Asupan Zat Gizi dan Nongizi Subjek 



Tingkat asupan protein, besi, zink, tembaga, fitat, oksalat, tanin, folat, 

vitamin B6, vitamin B12, dan vitamin C pada masing-masing sampel vegetarian 

nonvegan dan vegan ditunjukkan dalam tabel 2. 



Tabel 2. Deskripsi Tingkat Asupan Protein, Besi, Zink, Tembaga, Folat, Vitamin B6, 

Vitamin B12, Vitamin C, Fitat, Oksalat, dan Tanin 



Asupan Zat Gizi 



Vegetarian vegan (n=28) 



Vegetarian nonvegan (n=28) 



n 



% 



n 



% 



Protein 



Kurang 



Cukup 



Lebih 



 



9 



12 



7 



 



32,14 



42,86 



25 



 



8 



5 



15 



 



28,57 



17,86 



53,57 



Besi 



Kurang 



Cukup 



Lebih 



 



15 



2 



11 



 



53,57 



7,14 



39,29 



 



11 



3 



14 



 



39,29 



10,71 



50 



Zink 



Kurang 



Cukup 



Lebih 



 



22 



3 



3 



 



78,57 



10,71 



10,72 



 



18 



5 



5 



 



64,29 



17,86 



17,85 



Tembaga 



Kurang 



Cukup 



Lebih 



 



2 



2 



24 



 



7,14 



7,14 



85,72 



 



0 



1 



27 



 



0 



3,57 



96,43 



Folat 



Kurang 



Cukup 



Lebih 



 



20 



3 



5 



 



71,43 



10,71 



17,86 



 



20 



3 



5 



 



71,43 



10,71 



17,86 



Vitamin B6 



Kurang 



Cukup 



Lebih 



 



15 



2 



11 



 



53,57 



7,14 



39,29 



 



13 



2 



13 



 



46,43 



7,14 



46,43 



Vitamin B12 



Kurang 



Cukup 



Lebih 



 



27 



1 



0 



 



96,43 



3,57 



0 



 



26 



1 



1 



 



92,86 



3,57 



3,57 



Vitamin C 



Kurang 



Cukup 



Lebih 



 



10 



4 



14 



 



35,71 



14,29 



50 



 



12 



4 



12 



 



42,86 



14,28 



42,86 







 
untuk informasi lebih lengkap..

download disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar