Artikel Penelitian disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro disusun oleh : MIFTAHUL JANNAH G2C007046 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011 HALAMAN PENGESAHAN Artikell penelitian dengan judul “Perbedaan Asupan Zat Gizi dan Nongizi yang Berkaitan dengan Kadar Hemoglobin Vegetarian Vegan dan Nonvegan” telah mendapat persetujuan dari pembimbing. Mahasiswa yang mengajukan : Nama : Miftahul Jannah NIM : G2C007046 Fakultas : Kedokteran Program Studi : Ilmu Gizi Universitas : Diponegoro Semarang Judul Proposal : Perbedaan Asupan Zat Gizi dan Nongizi yang Berkaitan dengan Kadar Hemoglobin Vegetarian Vegan dan Nonvegan Semarang, 27 September 2011 Pembimbing, Tatik Mulyati, DCN, M.Kes. NIP.1960 11 03 1986 03 2002 DIFFERENCE OF NUTRIENT AND NONNUTRIENT INTAKE RELATED TO HEMOGLOBIN LEVEL IN VEGETARIAN VEGAN AND NONVEGAN Miftahul Jannah1, Tatik Mulyati2 ABSTRAK Background: Vegetarian vegans have a higher risk of low hemoglobin level compared with vegetarian nonvegans. It is related with nutrients of hemoglobin former such us protein, iron, zinc, copper, folate, vitamin B6, vitamin B12, which have higher bioavailibility on animal foods. In addition, the presence of phytate, oxalate, and tannin in plant foods can inhibit absorbtion of iron, zinc, and copper. The aim of this study is to know the difference of nutrient and nonnutrient intake related to hemoglobin level in vegetarian vegan and nonvegan. Metode: Observational study with cross sectional approach. The subjects of this study consist of 28 vegetarian vegans and 28 vegetarian nonvegans, which was take by consecutive sampling. Nutrient intakes were obtained from food frequency semi quantitative and hemoglobin level was measured by cyanmethemoglobin methode and flowcytometry. Normality of data analyses was analyzed by Saphiro Wilk, hemoglobin level data was analyzed by Independent t-tes, and nutrient intakes data, including protein, iron, zinc, copper, folate, vitamin B6, vitamin B12, phytate, oxalate, and tannin were analyzed by Mann-Whitney test. Result: Mean of hemoglobin level on vegetarian vegans 13,76±2,11, protein 52,42±32,99, iron 15,47±11,73, zinc 6,49±3,59, copper 1,63±1,06, folate 243,29±142,31, vitamin B6 1,26±0,59, vitamin B12 0,34±0,41, vitamin C 97,22±58,58, phytate 76,42±19,89, oxalate 222,88±120,78, and tanin 88,45±53,00. Besides, mean of hemoglobin level on vegetarian nonvegans 14,20±1,63, protein 72,89±43,91, iron 21,71±15,29, zinc 8,82±4,87, copper 2,09±1,29, folate 295,81±215,45, vitamin B6 1,49±0,75, vitamin B12 0,69±0,56, vitamin C 116,86±97,47, phytate 92,78±37,39, oxalate 211,51±145,62, and tanin 106,95±141,49. Conclusion: There were no differences between hemoglobin level, intake of iron, zinc, copper, folate, vitamin B6, vitamin C, phytate, oksalat dan tanin among vegetarian vegans and nonvegans. It was found the differences between intake of protein and vitamin B12 among vegetarian vegans and nonvegans. Key Word: nutrient intake, nonnutrient intake, hemoglobin, vegan, nonvegan. 1 Student of Programme in Nutrition Medical Faculty Diponegoro University 2 Lecturer of Programme in Nutrition Medical Faculty Diponegoro University PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI DAN NONGIZI YANG BERKAITAN DENGAN KADAR HEMOGLOBIN VEGETARIAN VEGAN DAN NONVEGAN Miftahul Jannah1, Tatik Mulyati2 ABSTRAK Latar Belakang: Vegetarian vegan berisiko lebih tinggi memiliki kadar hemoglobin rendah bila dibandingkan dengan vegetarian nonvegan. Hal tersebut berkaitan dengan zat-zat gizi pembentuk hemoglobin, seperti protein, besi, zink, tembaga, folat, vitamin B6, vitamin B12, dimana beberapa zat gizi tersebut memiliki bioavailability yang lebih tinggi pada makanan hewani. Selain itu, adanya fitat, oksalat, dan tanin pada makanan nabati dapat menghambat penyerapan besi, zink, tembaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan asupan zat gizi dan nongizi yang berkaitan dengan kadar hemoglobin vegetarian vegan dan nonvegan. Metode: Penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel terdiri dari 28 vegetarian vegan dan 28 vegetarian nonvegan. Pemilihan subjek penelitian dengan consecutive sampling. Asupan zat gizi diperoleh dari food frequency semi quantitative dan kadar hemoglobin diukur menggunakan metode cyanmethemoglobin dan flowcytometri. Analisis kenormalan data menggunakan uji Saphiro Wilk, data kadar hemoglobin menggunakan uji independent t-test, dan data asupan zat gizi, meliputi protein, besi, zink, tembaga, vitamin B6, vitamin B12, dan fitat, oksalat, dan tanin menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil: Pada vegetarian vegan, rata-rata kadar hemoglobin 13,76±2,11, protein 52,42±32,99, besi 15,47±11,73, zink 6,49±3,59, tembaga 1,63±1,06, folat 243,29±142,31, vitamin B6 1,26±0,59, vitamin B12 0,34±0,41, vitamin C 97,22±58,58, fitat 76,42±19,89, oksalat 222,88±120,78, dan tanin 88,45±53,00. Pada vegetarian nonvegan, rata-rata kadar hemoglobin 14,20±1,63, protein 72,89±43,91, besi 21,71±15,29, zink 8,82±4,87, tembaga 2,09±1,29, folat 295,81±215,45, vitamin B6 1,49±0,75, vitamin B12 0,69±0,56, vitamin C 116,86±97,47, fitat 92,78±37,39, oksalat 211,51±145,62, dan tanin 106,95±141,49. Simpulan: Tidak terdapat perbedaan kadar hemoglobin, asupan, besi, zink, tembaga, folat, vitamin B6, vitamin C, fitat, oksalat dan tanin antara vegetarian nonvegan dan vegan. Terdapat perbadaan asupan protein dan vitamin B12 antara vegetarian vegan dan nonvegan. Kata Kunci: asupan zat gizi, asupan zat nongizi, hemoglobin, vegan, nonvegan 1Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 2Dosen Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang PENDAHULUAN Vegetarian menggambarkan seseorang yang tidak mengkonsumsi produk hewani, tetapi terdapat beberapa yang tetap mengkonsumsi telur dan susu serta hasil olahannya dalam makanan sehari-hari. Secara umum, vegetarian dikelompokkan menjadi ovo vegetarian untuk vegetarian yang masih mengkonsumsi telur, lakto vegetarian untuk yang masih mengkonsumsi susu, ovo-lakto vegetarian untuk yang masih mengkonsumsi telur dan susu, dan vegan untuk yang hanya mengkonsumsi makanan nabati saja.1 Tahun 2006, kira-kira 4,8 juta jiwa atau 2,3% populasi orang dewasa di Amerika menjadi vegetarian dan menegaskan bahwa mereka benar-benar tidak lagi mengkonsumsi daging, ikan, dan produk hewani lainnya, dan sekitar 1,4% populasi orang dewasa di Amerika menjadi vegan. Tahun 2005, sekitar 3% anak- anak berusia 8 – 18 tahun dan remaja juga menjadi vegetarian dan sekitar 1% menjadi vegan.2 Berdasarkan survey pada tahun 2002, sekitar 4% vegetarian pada orang-orang dewasa di Kanada diperkirakan mewakili 900.000 penduduknya. Pada umumnya vegetarian lebih banyak dijumpai pada kaum wanita dengan persentase 6,5% dibandingkan kaum pria yang memiliki persentase 4,1%.3 Vegetarian di Indonesia tergabung dalam suatu organisasi yang bernama Indonesia Vegetarian Society (IVS). Jumlah vegetarian yang terdaftar pada Indonesia Vegetarian Society (IVS) saat berdiri pada tahun 1998 sekitar lima ribu orang dan meningkat menjadi enam puluh ribu anggota pada tahun 2007. Angka ini merupakan sebagian kecil dari jumlah vegetarian yang sesungguhnya karena tidak semua vegetarian terdaftar dan mendaftar menjadi anggota.4 Studi epidemiologi gizi menunjukkan bahwa diet vegetarian memberi keuntungan bagi kesehatan, yaitu mengurangi risiko terkena penyakit degeneratif kronik, seperti diabetes mellitus, PJK, kanker, dan lain-lain, dan memperpanjang usia harapan hidup. Hal ini disebabkan pola asupan vegetarian yang rendah asupan makanan hewani, cenderung rendah lemak total, lemak jenuh dan kolesterol, serta tinggi serat dibandingkan nonvegetarian.1,5,6 Selain memberi keuntungan, diet vegetarian juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu berisiko tinggi kekurangan beberapa jenis protein dan asam amino, asam lemak omega-3, vitamin D, vitamin B12, kalsium, zink, tembaga, dan besi.6 Hal ini terutama terjadi pada vegan yang sama sekali tidak mengkonsumsi makanan hewani. Sedangkan pada nonvegan, seperti laktovegetarian, ovovegetarian, dan lakto-ovovegetarian, zat gizi tersebut bisa diperoleh dari susu dan telur yang dikonsumsi, meskipun jumlahnya tidak jauh lebih banyak dari vegan.7 Di antara beberapa zat-zat gizi yang berisiko tinggi kekurangan pada vegetarian memiliki fungsi yang sangat esensial bagi tubuh dalam pembentukan hemoglobin, seperti besi, zink, tembaga, protein, dan vitamin B12. Hemoglobin merupakan protein pembawa oksigen di dalam darah, yang terdiri dari dua pasang rantai polipeptida (globin) dan empat gugus heme yang masing-masing mengandung sebuah atom besi. Beberapa zat gizi yang berperan dalam sintesis hemoglobin adalah protein, besi, zink, tembaga, vitamin B6, vitamin B12, folat, vitamin C, dan juga terdapat zat penghambata seperti fitat, tanin, dan oksalat.8 Beberapa zat gizi tersebut memiliki sumber yang paling baik pada makanan hewani. Besi dan zink pada makanan hewani memiliki bioavailabilitas dan efektifitas absorpsi yang lebih baik daripada makanan hewani.10 Besi dan zink juga memiliki interaksi secara langsung dengan tembaga.9 Adanya zat penghambat, seperti fitat, oksalat, dan tanin dalam makanan nabati juga menyebabkan absorpsi besi, zink, dan tembaga menjadi terganggu. Akan tetapi, absorbsi juga dapat ditingkatkan dengan adanya zat pemacu, seperti vitamin C yang banyak terdapat pada makanan nabati.9,11 Vitamin B12 dan protein juga memiliki kandungan yang terbatas pada makanan nabati. Asam amino yang terdapat pada protein nabati tidak lengkap seperti pada protein hewani dan persentase protein nabati yang dicerna dalam tubuh lebih sedikit daripada protein hewani.12 Hal tersebut menyebabkan vegetarian, terutama vegan, lebih berisiko tinggi kekurangan jika dibandingkan vegetarian bukan vegan. Sebuah penelitian di Australia menunjukkan 62 % vegetarian di Australia mempunyai asupan besi di bawah RDI (Recommended Daily Intake) dan 10 % vegetarian mempunyai asupan besi di bawah 50 % RDI. Demikian juga dengan zink, rata-rata asupan zink pada vegetarian di Australia (6,8 mg per hari) lebih rendah dari asupan zink pada nonvegetarian (8,4 mg per hari).13 Asupan zat-zat gizi yang cukup akan menghasilkan hemoglobin yang cukup. Jika terdapat beberapa asupan zat gizi, seperti protein, besi, zink, dan tembaga yang rendah, maka dapat menyebabkan vegetarian, terutama vegan, berisiko tinggi memiliki kadar hemoglobin yang rendah. Namun, sebuah penelitian di Inggris dengan subjek vegetarian yang telah melakukan diet vegetarian selama lebih dari 6 tahun menunjukkan bahwa vegetarian memiliki kadar hemoglobin yang sama dengan nonvegetarian dan tidak ada satu pun vegetarian yang memiliki kadar hemoglobin di bawah normal.1 Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai perbedaan asupan zat gizi dan nongizi yang berkaitan dengan kadar hemoglobin vegetarian vegan dan nonvegan. Vegetarian nonvegan dalam penelitian ini meliputi laktovegetarian, ovovegetarian, dan lakto-ovovegetarian. METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2011 di IVS (Indonesia Vegetarian Society) cabang Semarang dan Surabaya, yang meliputi beberapa vihara seperti vihara Semesta Maitreya Semarang, vihara Mahabodhi Maitreya Semarang, dan Maha Vihara dan Pusdiklat Buddha Maitreya Surabaya. Penelitian ini termasuk dalam lingkup gizi masyarakat dan merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah vegetarian yang menjadi anggota IVS (Indonesia Vegetarian Society) cabang Semarang dan Surabaya. Besar subjek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 56 orang, dengan masing-masing kelompok sebanyak 28 orang. Besar subjek penelitian dihitung dengan menggunakan rumus perkiraan besar sampel untuk beda rerata dua kelompok independen dengan tingkat kemaknaan (Za) 95%, tingkat kekuatan uji (Zß) 0,842, simpang baku kedua kelompok (S) 0,5, perbedaan klinis yang diinginkan (x1-x2) 0,4, dan dilakukan koreksi dengan perkiraan proporsi drop out 10%.14,15 Pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan teknik consecutive sampling dengan kriteria inklusi yaitu subjek berusia 20 – 60 tahun, sudah melakukan diet vegetarian minimal selama 4 bulan, tidak sedang sakit selama pengambilan data, tidak mempunyai riwayat penyakit kronik/infeksi, tidak sedang hamil, nifas, menstruasi, atau perdarahan saat pengambilan darah, tidak sedang hamil saat pengambilan darah, tidak mengkonsumsi suplemen atau obat-obatan yang mempengaruhi kadar hemoglobin, dan tidak mempunyai kebiasaan merokok. Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas berupa jenis vegetarian, yaitu vegan dan nonvegan, dan variabel terikat berupa asupan zat gizi yang berkaitan dengan kadar hemoglobin. Asupan zat gizi dalam penelitian ini meliputi protein, besi, zink, tembaga, folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C dan zat nongizi, seperti oksalat, tanin, dan fitat. Asupan protein, besi, zink, tembaga, folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, fitat, oksalat, dan tanin diperoleh melalui formulir Food Frequency Semi Quantitative. Hasil yang diperoleh kemudian diolah menggunakan program nutrisurvey, lalu dihitung rerata konsumsinya perhari, dibandingkan dengan AKG, dan dikategorikan menjadi kurang, cukup, atau lebih. Asupan dikategorikan lebih jika lebih dari 100%, cukup jika 80 hingga 100%, dan kurang jika kurang dari 100%.16 Adapun angka kecukupan gizinya adalah 60 gram protein untuk laki-laki dan 50 gram protein untuk perempuan; 13 mg besi untuk laki-laki, 26 mg besi untuk perempuan umur 20-29 tahun, dan 12 mg besi untuk perempuan umur 30- 60 tahun; 12,1 mg zink untuk laki-laki umur 20-29 tahun, 13,4 mg zink untuk laki-laki umur 30-60 tahun, 9,3 mg zink untuk perempuan 20-29 tahun, dan 9,8 mg zink untuk perempuan umur 30-60 tahun; 0,9 mg tembaga untuk laki-laki dan perempuan; 1,3 µg folat untuk laki-laki umur 20-60 tahun, 1,3 µg folat untuk perempuan umur 20-49 tahun, dan 1,5 µg folat untuk perempuan umur 50-60 tahun; 1,3 mg vitamin B6 untuk laki-laki umur 20-49 tahun, 1,7 mg vitamin B6 untuk laki-laki umur 50-60 tahun, 1,3 mg vitamin B6 untuk perempuan umur 20- 49 tahun, dan 1,5 mg vitamin B6 untuk perempuan umur 50-60 tahun; 2,4 µg vitamin B12 untuk laki-laki dan perempuan; 90 mg vitamin C untuk laki-laki dan 75 mg vitamin C untuk perempuan.9,17 Rerata asupan antara kelompok vegetarian nonvegan dan vegan juga dihitung untuk dibandingkan. Asupan tanin, oksalat, dan asam fitat, hasil yang diperoleh terlebih dahulu dihitung dengan daftar sumber asam oksalat, fitat, dan tanin dalam 100 gram bahan makanan, lalu dihitung rerata konsumsinya perhari. Rerata asupan tanin, fitat, dan oksalat antara kelompok vegetarian nonvegan dan vegan dihitung dan dibandingkan. Data kadar hemoglobin diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan metode cyanmethemoglobin dengan alat spektrofotometer dan secara semi otomatik menggunakan alat flowcytometri. Pengambilan sampel darah dan pengukuran kadar hemoglobin dilakukan oleh tenaga analis kesehatan dari laboratorium IBL Semarang dan laboratorium Parahita Surabaya. Data kadar hemoglobin yang diperoleh dikategorikan menjadi normal dan kurang. Kadar hemoglobin dikatakan kurang jika memiliki nilai dibawah 12 mg/dl untuk wanita dan dibawah 13 mg/dl untuk pria.18 Selain itu, kadar hemoglobin juga dihitung rata-ratanya pada kelompok vegetarian nonvegan dan vegan kemudian dibandingkan. Data-data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis secara statistic menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 17 for Windows. Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan data karakteristik subjek, kadar hemoglobin, asupan protein, besi, zink, tembaga, folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, tanin, oksalat, dan fitat. Data tersebut diuji kenormalannya dengan menggunakan uji Saphiro Wilk. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji independent t-test, yaitu untuk mengetahui perbedaan kadar hemoglobin antara vegetarian vegan dan nonvegan, sedangkan untuk melihat perbedaan asupan protein, besi, zink, tembaga, folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, fitat, oksalat, dan tanin pada vegetarian vegan dan nonvegan dengan menggunakan uji Mann-Whitney. HASIL PENELITIAN Karakteristik Subjek Karakteristik subjek dilihat berdasarkan jenis kelamin, umur, agama, pendidikan, dan pekerjaan, pada vegetarian vegan dan nonvegan ditunjukkan dalam tabel 1. Tabel 1. Interpretasi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, agama, kategori umur, pendidikan, dan pekerjaan Karakteristik Vegetarian Vegan (n=28) Vegetarian Nonvegan (n=28) n % n % Jenis kelamin Laki-laki 10 35,71 15 53,57 Perempuan 18 64,29 13 46,43 Total 28 100 28 100 Kategori umur 20-34 8 28,57 12 42,86 35-49 8 28,57 9 32,14 = 50 12 42,86 7 25 Total 28 100 28 100 Agama Islam 1 3,57 1 3,57 Kristen 1 3,57 0 0 Katholik 1 3,57 0 0 Buddha 25 89,29 27 96,43 Total 28 100 28 100 Pendidikan SD 1 3,57 1 3,57 SMP 3 10,72 2 7,14 SMA 10 35,71 11 39,29 Akademi/PT 14 50 14 50 Total 28 100 28 100 Pekerjaan Pegawai Swasta 7 25 10 35,71 Tidak bekerja 16 57,14 6 21,43 Wiraswasta 5 17,86 12 42,86 Total 28 100 28 100 Vegetarian nonvegan sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (53,57%), sedangkan vegan sebagian besar berjenis kelamin perempuan (64,29%). Sebagian besar vegetarian vegan berusia 50 tahun ke atas (42,86%), sedangkan vegetarian nonvegan sebagian besar berusia 20 hingga 34 tahun (42,86%). Sebagian besar vegetarian, baik vegetarian vegan (89,29%) maupun vegetarian nonvegan (96,43%), beragama Buddha. Demikian juga dengan pendidikan, kedua kelompok vegetarian nonvegan dan vegan memiliki pendidikan yang tinggi yaitu akademi atau perguruan tinggi (50%). Jenis pekerjaan pada vegetarian vegan 57,14% tidak bekerja, sedangkan 42,86% vegetarian nonvegan bekerja sebagai wiraswasta. Asupan Zat Gizi dan Nongizi Subjek Tingkat asupan protein, besi, zink, tembaga, fitat, oksalat, tanin, folat, vitamin B6, vitamin B12, dan vitamin C pada masing-masing sampel vegetarian nonvegan dan vegan ditunjukkan dalam tabel 2. Tabel 2. Deskripsi Tingkat Asupan Protein, Besi, Zink, Tembaga, Folat, Vitamin B6, Vitamin B12, Vitamin C, Fitat, Oksalat, dan Tanin Asupan Zat Gizi Vegetarian vegan (n=28) Vegetarian nonvegan (n=28) n % n % Protein Kurang Cukup Lebih 9 12 7 32,14 42,86 25 8 5 15 28,57 17,86 53,57 Besi Kurang Cukup Lebih 15 2 11 53,57 7,14 39,29 11 3 14 39,29 10,71 50 Zink Kurang Cukup Lebih 22 3 3 78,57 10,71 10,72 18 5 5 64,29 17,86 17,85 Tembaga Kurang Cukup Lebih 2 2 24 7,14 7,14 85,72 0 1 27 0 3,57 96,43 Folat Kurang Cukup Lebih 20 3 5 71,43 10,71 17,86 20 3 5 71,43 10,71 17,86 Vitamin B6 Kurang Cukup Lebih 15 2 11 53,57 7,14 39,29 13 2 13 46,43 7,14 46,43 Vitamin B12 Kurang Cukup Lebih 27 1 0 96,43 3,57 0 26 1 1 92,86 3,57 3,57 Vitamin C Kurang Cukup Lebih 10 4 14 35,71 14,29 50 12 4 12 42,86 14,28 42,86 untuk informasi lebih lengkap.. download disini
cme
Loading
Selasa, 07 Januari 2014
PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI DAN NONGIZI YANG BERKAITAN DENGAN KADAR HEMOGLOBIN VEGETARIAN VEGAN DAN NONVEGAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar